https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

EUDR dan Palestina Dibicarakan Presiden RI dan PM Norwegia di Pertemuan Bikaterasl

EUDR dan Palestina Dibicarakan Presiden RI dan PM Norwegia di Pertemuan Bikaterasl

Pertemuan bilateral Presiden RI dan PM Norwegia. Foto Ist.

Jakarta, kabarsawit.com - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Norwegia, Jonas Gahr Støre di tengah kegiatan World Climate Action Summit (WCAS) COP28 yang digelar di Ruang Bilateral, Expo City Dubai, Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA), pada Jumat (1/12) kemarin.

Di pertemuan itu, kedua Kepala Negara bahas sejumlah isu seperti kerja sama lingkungan hidup antara Indonesia dan Norwegia.

Presiden RI menegaskan, Indonesia telah berhasil menurunkan emisi lewat penurunan deforestasi dan degradasi hutan yang telah diakui secara global.

Tapi, Jokowi sangat menyayangkan adanya keraguan beberapa pihak di Eropa terkait komitmen Indonesia tentang pelestarian hutan dan lingkungan hidup. Apalagi, dikaitkan dengan komoditas minyak sawit, kopi, kakao, karet, kedelai, ternak, dan kayu yang dihasilkan Indonesia.

“Saya berharap Norwegia dapat memberikan pandangan yang berimbang, khususnya terkait Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang bersifat diskriminatif dan berdampak besar terhadap 16 juta orang yang sebagian besar adalah petani kecil di Indonesia,” ujarnya di pertemuan seperti dilansir BPMI Setpres, kemarin.

Presiden RI dan PM Norwegia bahas kerja sama investasi kedua negara. Jokowi berharap Norwegia dapat merealisasikan komitmen JETP secepatnya dan meningkatkan investasi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota pintar berbasis hutan.

“Pengalaman Norwegia mengembangkan Oslo sudah terkenal secara global dan ini sangat berharga bagi perkembangan IKN,” jelasnya.

Terakhir, kedua pemimpin negara bahas soal situasi di Gaza. Jokowi berharap Norwegia dapat kembali memberikan kontribusinya untuk mencari solusi perdamaian di Gaza.

“Saya sangat berharap Norwegia, sebagai fasilitator Perjanjian Oslo, dapat kembali berkontribusi dalam mencari solusi untuk segera dimulainya proses perdamaian berdasarkan solusi dua negara,” tutur Presiden RI.

Di COP28,1 PM Støre mengumumkan results-based contribution sebesar 100 juta Dolar AS untuk kinerja penurunan deforestasi Indonesia periode 2017/2018 dan 2018/2019. Tahun lalu Norwegia telah memberikan kontribusi sebesar 56 juta Dolar AS untuk kinerja penurunan deforestasi periode 2016/2017.

Kontribusi Norwegia tersebut bakal terus berlangsung, terutama terhadap kinerja penurunan deforestasi Indonesia yang telah terjadi, yakni periode 2019/2020, 2020/2021, dan 2021/2022

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dan Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Mansury turut mendampingi Presiden RI.