Bangkinang, kabarsawit.com - Fluktuasi harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sering kali merugikan petani. Namun, situasi ini tidak dapat dihindari karena harga TBS sangat bergantung pada harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar dunia.

Untuk keluar dari situasi ini, Anggota DPR RI Dapil Riau II, Abdul Wahid mendesak pemerintah dan perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan sektor hilir kelapa sawit agar lebih banyak CPO yang dipasok ke pasar domestik.

"Yang paling penting, industri turunannya harus diciptakan untuk menstabilkan harga minyak sawit," ujar Abdul Wahid dalam acara pengumuman pemenang Lomba Jurnalistik Sawit 2024 yang diselenggarakan oleh Elaeis Media Group di Politeknik Kampar, Bangkinang.

Menurut politisi PKB ini, dengan meningkatkan jumlah produk turunan kelapa sawit yang menghasilkan berbagai macam produk akan meningkatkan nilai tambah dari kelapa sawit.

“Indonesia bisa menghasilkan lebih dari sekedar minyak goreng dari kelapa sawit,” tambahnya.

"Ada nilai tambah dari produk yang masuk ke dalam industri ini, tidak hanya Fame, CPO dan minyak goreng, tetapi kita juga harus mengembangkan dan memberi nilai tambah pada produk lainnya,” tukasnya.

Untuk itu, calon gubernur Riau ini akan terus mendorong pemerintah dan pelaku usaha di daerahnya untuk mengembangkan peluang-peluang baru untuk memberi nilai tambah pada minyak kelapa sawit. "Jika produk turunannya memiliki nilai tambah, maka tentu saja harga minyak kelapa sawit akan stabil,” tutupnya.