https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

PKS Terancam Akibat Konflik Antar Petani Sawit

PKS Terancam Akibat Konflik Antar Petani Sawit

Petani Sawit saat melakukan demo di depan Perusahaan Kelapa Sawit di Bengkulu Selatan. Foto: IST

Bengkulu, kabarsawit.com - Konflik antar petani kelapa sawit di Bengkulu mengancam pabrik kelapa sawit di Bengkulu. Hal ini dikarenakan banyak petani kelapa sawit yang mengancam akan melakukan demonstrasi jika pabrik tidak mengizinkan petani kelapa sawit untuk berkembang.

Turisman, salah satu petani sawit di Bengkulu, mengatakan bahwa banyak petani sawit di Bengkulu yang menyatakan kekecewaannya terhadap kinerja pabrik kelapa sawit Bengkulu. Hal ini dikarenakan pabrik tidak mampu menjamin kesejahteraan petani sawit.

“Kami sudah merasa terasing dengan pabrik-pabrik ini. Harga jual tandan buah segar (TBS) terlalu rendah sementara biaya produksi terus meningkat," ujar Turisman pada hari Jumat, 10 Mei 2024.

Menghadapi ancaman demonstrasi, beberapa pabrik kelapa sawit di Bengkulu menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Daniel Manurung, salah satu perwakilan dari pabrik kelapa sawit di Bengkulu, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk bekerja sama dengan para petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

"Kami memahami kekhawatiran para petani dan bersedia bekerja sama dengan mereka untuk kesejahteraan bersama," ujar Daniel.

Namun, beberapa petani merasa skeptis dengan janji tersebut. Mereka percaya bahwa janji pabrik kelapa sawit hanyalah retorika belaka.

"Kami sudah sering mendengar janji-janji manis seperti itu tanpa tindakan nyata,” keluh Ali Rahman, seorang petani sawit di Bengkulu.

Sementara itu, pemerintah provinsi Bengkulu turun tangan dalam konflik ini. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyatakan kesediaannya untuk memediasi pertemuan antara pabrik kelapa sawit dan petani.

“Kami ingin mencari solusi yang adil bagi kedua belah pihak," ujar gubernur.

Namun, beberapa petani kelapa sawit mendorong aksi demonstrasi untuk menekan pabrik-pabrik kelapa sawit. Mereka menuntut kenaikan harga jual kelapa sawit dan program dukungan untuk meningkatkan produktivitas.

Para analis ekonomi percaya bahwa konflik antara petani kecil dan pabrik kelapa sawit dapat berdampak negatif pada seluruh industri kelapa sawit di Bengkulu.

“Jika rantai pasokan tidak stabil, produksi dapat terganggu dan kepercayaan investor akan hilang," ujar Kamaluddin, seorang ekonom di Bengkulu.