Sederet hasil riset yang dibiayai oleh BPDPKS sudah bisa masuk ke level bisnis. 

Jakarta, kabarsawit.com - Bagi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), penelitian dan pengembangan teramat penting lantaran kelapa sawit adalah salah satu komoditas perkebunan strategis nasional. 

Riset menjadi pondasi industri sawit. Itulah makanya sejak tahun 2015 silam, Badan Layanan Umum Kementerian Keuangan ini menggeber itu. 

Sejumlah hasil riset yang didanai telah sampai pada tahap Pilot Plant dan sudah siap pula masuk ke tahap komersialisasi. 

Misalnya pengembangan Surfaktan oleh IPB bekerjasama dengan PT. Petrokimia Gresik. Pengembangan bahan baku Biokomposit untuk Helm, aksesoris kendaraan dan baju anti peluru oleh IPB bekerjasama dengan PT. Interstisi Material Maju.

Pengembangan pemanfaatan PFAD sebagai bahan baku stabilizer pipa PVC yang dikerjasamakan dengan ITB dan PT. Timah Indonesia. 

Pengembangan tandan kosong kelapa sawit menjadi glukosa dan gula alkohol oleh BBIA Kementerian Perindustrian. 
Pengembangan Industrial Vegetable Oil (IVO) dan Industri Biohidrokarbon (Bensin Sawit) oleh ITB bekerjasama dengan PT. Pura dan PT. Kemurgi Indonesia. 

Tak hanya inovasi produk hilir, pendanaan riset juga dipakai untuk pengambilan kebijakan pemerintah dan negosiasi dengan pihak luar serta promosi  dan kampanye. 

Misalnya uji coba (road test) campuran B20, B30 dan B40 pada kendaraan bermotor, alat dan mesin pertanian, alat berat tambang, kapal dan kereta api. 

Kajian terhadap European Union Renewable Energy Directive (RED), faktor emisi lahan gambut Indonesia yang didrainase untuk budidaya kelapa sawit, mitigasi issue kandungan 3-MCPD Ester dan Glycidyl Ester minyak sawit di Indonesia, hingga kajian kelayakan pembangunan tangki timbun Fatty Acid Methyl Ester (FAME).