Desakan Indonesia Terhadap Perjanjian IEU-CEPA
Jakarta, kabarsawit.com - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanga Hartarto bertemu dengan Robert Habeck, Wakil Kanselir sekaligus Menteri Perekonomian dan Aksi Iklim Republik Federal Jerman di Berlin, Jerman.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Indonesia mengkritik peraturan anti deforestasi atau European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) yang diterapkan oleh Uni Eropa.
Baca Juga: Touke Sawit Mengeluh
"Indonesia mengedepankan keadilan dalam kebijakan perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, dan penerapan EUDR akan menyebabkan kerusakan yang nyata pada perkebunan dan hasil hutan unggulan Indonesia seperti kakao, kopi, karet, produk kayu, dan kelapa sawit." kata Wamendag Jerry, Kamis (9/5).
Ia meneruskan bahwa penolakan Indonesia terhadap EUDR didukung oleh negara-negara yang berpandangan sama, termasuk Amerika Serikat (AS). Sebagai bagian dari Dewan Agriculture Fisheries Council Configuration (AGRIFISH), 20 dari 27 negara, termasuk Jerman, juga menyerukan agar EUDR ditunda.
Baca Juga: Kurang Jeli Jadi Buntung, Pupuk Sawit SP 3,6 dan 36 itu Beda!
Pertemuan bilateral tersebut juga membahas upaya untuk menyelesaikan negosiasi Perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Indonesia mendesak Uni Eropa untuk melakukan pendekatan yang pragmatis dan fleksibel untuk mencapai solusi yang disepakati bersama.
“Indonesia menyerukan kepada Uni Eropa untuk mempercepat finalisasi negosiasi perjanjian IEU-CEPA tahun ini. Dalam hal ini, Indonesia menyerukan kepada Jerman untuk menyampaikan kepada para negosiator. Kami berharap IEU-CEPA dapat diselesaikan dengan semangat yang ditunjukkan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz saat menyambut Presiden Joko Widodo di sela-sela Hannover Messe 2023 lalu," ujar Jerry.
Baca Juga: Kini Urus ISPO Lebih Gampang Tanpa Syarat STDB
Dalam pembicaraan bilateral tersebut, Indonesia juga menyampaikan kesediaannya untuk bekerja sama dengan Jerman dan anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) lainnya. Khususnya, untuk mengimplementasikan Program Kerja Bersama OECD-Indonesia 2022-2025. “Jerman merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Uni Eropa dan Indonesia merupakan anggota ASEAN,” tuturnya.
“Indonesia juga meminta dukungan Jerman yang berkelanjutan dalam langkah-langkah selanjutnya, termasuk persiapan peta jalan aksesi, tinjauan teknis, dan kegiatan lain untuk memenuhi persyaratan aksesi, termasuk dukungan sumber daya yang diperlukan," tambahnya.