Mewujudkan Indonesia Emas 2045: Dorongan Swasembada Pangan dan Energi dari Desa
Jakarta, kabarsawit.com – Untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal aktif mendorong agar desa-desa di Indonesia mampu mencapai swasembada pangan dan energi secara mandiri.
Menyadari bahwa pangan dan energi adalah kebutuhan dasar, setiap negara, termasuk Indonesia, perlu mengoptimalkan sumber dayanya tanpa bergantung pada impor dari negara lain. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menekankan pentingnya swasembada pangan dan energi yang berawal dari desa-desa. “Sebesar apa pun negara, jika ketahanan pangannya lemah, maka negara itu rentan," ungkapnya dalam pernyataan resmi.
Indonesia memiliki sumber daya yang cukup melimpah, lanjut Yandri, dan hanya perlu disinergikan dan dikolaborasikan untuk mempercepat pembangunan, terutama di daerah tertinggal. Jika percepatan ini terwujud, diharapkan visi Indonesia Emas 2045 akan tercapai. “Kita mulai swasembada pangan dari desa,” tambahnya.
Selain pangan, swasembada energi juga dinilai penting dengan memanfaatkan potensi lokal, termasuk di desa-desa tertinggal. Dengan langkah ini, Indonesia tidak lagi bergantung pada negara lain untuk memenuhi kebutuhan energi fosilnya.
Menurut Yandri, penting untuk segera memetakan potensi desa-desa tertinggal guna membuka peluang baru, baik untuk mencukupi kebutuhan energi maupun meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sesuai arahan Presiden, Indonesia harus beralih menuju swasembada energi dengan memanfaatkan energi terbarukan. “Kita memiliki potensi besar dari sumber-sumber seperti kelapa sawit dan minyak jarak. Untuk daerah tertinggal, kita bisa memanfaatkan lahan-lahan yang belum terpakai, membangun ekonomi kerakyatan lewat BUMDes, dan menciptakan sumber ekonomi baru,” jelasnya.